Perbedaan Besi dan Stainless – Panduan Lengkap dari Perwira Steel

Diterbitkan pada: 14 May 2025

Dalam dunia konstruksi, manufaktur, hingga industri kreatif, pemilihan material logam yang tepat bisa sangat menentukan kualitas hasil akhir. Dua bahan yang sering digunakan dan sering kali dianggap serupa adalah besi biasa dan stainless steel. Meskipun keduanya terlihat sama di mata awam, kenyataannya keduanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan dalam hal komposisi, ketahanan, tampilan, biaya, dan aplikasi.

Sebagai penyedia material logam terpercaya, Perwira Steel ingin membantu Anda memahami perbedaan utama antara besi dan stainless steel agar Anda bisa memilih material yang paling tepat untuk kebutuhan proyek Anda.

1. Komposisi Material: Unsur yang Menentukan Segalanya
Besi atau lebih tepatnya baja karbon, terdiri dari campuran besi murni (Fe) dan karbon. Jumlah karbon yang ditambahkan memengaruhi kekuatan dan kerapuhan material. Semakin tinggi kadar karbon, besi akan semakin kuat tapi juga semakin rapuh dan rentan retak.

Sementara itu, stainless steel adalah jenis baja paduan yang mengandung kromium minimal 10,5%, dan seringkali ditambah unsur lain seperti nikel, molibdenum, mangan, dan nitrogen. Kromium inilah yang membentuk lapisan pasif di permukaan logam, membuat stainless tahan terhadap oksidasi dan korosi.

2. Ketahanan terhadap Korosi: Siapa yang Lebih Tahan Lama?
Inilah perbedaan paling mencolok dan juga paling menentukan:

Besi biasa sangat rentan terhadap karat jika tidak dilindungi dengan cat, galvanisasi, atau pelapisan lainnya. Begitu lapisan pelindung rusak, karat bisa muncul dengan cepat, terutama di lingkungan lembap atau luar ruangan.
Stainless steel sangat resisten terhadap korosi. Bahkan saat tergores, lapisan kromium akan bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan pelindung baru secara otomatis. Hal inilah yang menjadikan stainless steel sangat populer di lingkungan yang keras seperti dapur profesional, rumah sakit, dan kawasan pesisir.
3. Kekuatan Struktural dan Ketahanan Tekanan
Keduanya kuat, namun digunakan untuk kebutuhan berbeda:

Besi biasa (terutama baja karbon) sangat cocok untuk struktur berat seperti tulangan beton, rangka baja, tiang pancang, dan komponen infrastruktur lainnya. Kekuatan tekan dan tariknya bisa sangat tinggi, terutama dalam bentuk wiremesh atau besi beton.
Stainless steel meskipun kuat, biasanya dipilih bukan karena kekuatannya saja, melainkan karena ketahanan terhadap lingkungan. Ia tetap kuat, tapi lebih ideal untuk proyek yang memerlukan kekuatan plus tampilan dan ketahanan cuaca tinggi.
4. Estetika dan Finishing
Besi memiliki tampilan lebih sederhana dan kusam. Biasanya memerlukan cat pelindung agar tampak menarik dan tidak cepat rusak.
Stainless steel hadir dengan tampilan berkilau, modern, dan bersih. Sangat cocok digunakan dalam desain arsitektur, interior rumah, railing tangga, ornamen bangunan, maupun produk estetis seperti furnitur dan peralatan dapur.
5. Biaya dan Efisiensi Ekonomi
Besi biasa cenderung lebih ekonomis di awal, sehingga banyak digunakan untuk proyek besar dengan kebutuhan volume tinggi. Namun, biaya perawatan jangka panjang bisa jadi lebih tinggi karena perlu pengecatan ulang atau penggantian akibat korosi.
Stainless steel memang lebih mahal di awal pembelian, tetapi secara jangka panjang sangat efisien karena tidak memerlukan pelapisan tambahan, minim perawatan, dan lebih tahan lama.
6. Perawatan dan Umur Pakai
Besi membutuhkan perawatan berkala, terutama di luar ruangan atau tempat dengan paparan air dan udara tinggi. Karat yang muncul bisa mengurangi daya rekat besi pada beton atau bahkan menyebabkan kegagalan struktural.
Stainless steel hampir tidak membutuhkan perawatan khusus. Lapisan pelindung alami dari kromium akan terus menjaga permukaannya dari korosi. Cukup dibersihkan secara rutin untuk menjaga kilau dan kebersihannya.